Kamis, 22 September 2011

Pantun Dukacita


melayuonline

Sinangis lauk ‘rang tiku
Diatur dengan duri pandan
Menangis duduk di pintu
Melihat ayah pergi berjalan

Diatur dengan duri pandan
Gelombang besar membawanya
Melihat ayah pergi berjalan
Entah ‘pabila kembalinya

Lurus jalan ke Payakumbuh
Kayu jati bertimbal jalan


Dimana hati tidakkan rusuh
Ibu mati bapak berjalan

Kayu jati bertimbal jalan
Turun angin patahlah dahan
Ibu mati bapak berjalan
Kemana untung diserahkan

Besar buahnya pisang batu
Jatuh melayang selaranya
Saya ini anak piatu
Sanak saudara tidak punya

Hiu beli belanak beli
Udang di Manggung beli pula
Adik benci kakak pun benci
Orang di kampung benci pula

Rakit ditetas dengan kapak
Hanyutkan dari pulau kukus
Sakitnya saya tidak berbapak
Apa kehendak tidaklah lulus

Lurus jalannya ke Tanjung Sani
Berkelok tentang ladang lada
Jauh bedanya nasibku ini
Dengan anak orang berada

Ke balai membawa labu
Labu amanat dari si tunggal
Orang memakai baju baru
Hamba menjerumat baju bertambal

Merpati terbang ke jalan
Ikan belanak makan karang
Bunda mati bapak berjalan
Melarat anak tinggal seorang

Orang Padang pergi ke Pauh
Sampai di Pauh membeli lokan
Bunda kandung berjalan jauh
Tergemang anak ditinggalkan

Tukang batu mengasah pahat
Mengambil air dari tepian
Ayah bunda cobalah lihat
Anak menanggung perasaan

Mengambil air dari tepian
Pembasuh cangkir cawan pinggan
Anak menanggung perasaian
Sejak anak bunda tinggalkan

Di mana padi takkan luluh
Padi basah tidak di tampi
Di mana hati takkan rusuh
Bunda hilang bapak berbini

Elang berculit tengah hari
Cenderawasih mengirai kepak
Alangkah sakitnya berbapa tiri
Awak menangis disangka gelak

Anak orang di Tanjung Sani
Duduk bersandar di pedati
Tidak disangka akan begini
Pisau dikandung makan hati

Panjanglah rumput di pematang
Disabit orang Inderagiri
Disangka panas sampai petang
Kiranya hujan tengah hari

Rumah beranjung di ulakan
Rumah baginda Merahganti
Kami dimulia, dihinakan
Alangkah iba rasa hati

Anak orang di Padang Tarap
Peram pisang dalam jerami
Kami diberi harap-harap
Itu mengiba hati kami

Orang Padang ke Sukabumi
Berangkat dari Pulau Karam
Jangan ditumpang biduk kami
Biduk tiris menanti karam








Artikel Terkait